MAQAMAT, AHWAL DAN KONSEP MAHABBAH ILAHIYAH RABI‘AH AL-‘ADAWIYAH (SUATU KAJIAN TASAWUF)

Authors

  • Mubassyirah Muhammad Bakry IAIN Palopo

Abstract

This writing discuss tasawuf and origins of progress, the following problems maqamat and ahwal. Then follow this with the discussion of Rabiah al-Adawiyah and her concept of  mahabbah ilahiyah .Very difficult formulate understanding tasawuf with different perceptions among clergy , but those to whom we have tasawuf is of spiritual awareness someone creatures who has God and the next encourage man of nearness for the purpose to bliss spiritual. Maqamat in tasawuf place and not agreed chronology and sistematics. But according to al-Thusi, most commonly used by sufi is repentance , zuhud , wara, patient, tawakal , and is pleased .Will but there were several sufi who argued , that after is pleased there are still maqam higher, namely ma’rifah, mahabbah and ittihad. One of maqamat that namely al-hubb or al-mahabbah is introduced by Rabi’ah al-Adawiyah.

Tulisan ini membahas tasawuf dan asal-usul perkembangannya, berikut masalah maqamat dan ahwal. Kemudian diikuti dengan pembahasan tentang Rabi’ah al-Adawiyah berserta konsep mahabbah Ilahiyahnya. Sangat sulit merumuskan pengertian tasawuf dengan perbedaan persepsi di kalangan ulama, namun pada hakikatnya tasawuf merupakan kesadaran spiritual seseorang sebagai makhluk yang bertuhan yang selanjutnya mendorong manusia untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan tujuan meraih kenikmatan spiritual. Maqamat dalam tasawuf bertingkat-tingkat dan tidak disepakati kronologi dan sistimatikanya. Tetapi menurut al-Thusi, yang paling banyak digunakan oleh sufi adalah; taubat, zuhud, wara’, sabar, tawakal, dan ridha. Akan tetapi ada beberapa sufi yang berpendapat, bahwa sesudah ridha masih ada maqam yang lebih tinggi, yaitu ma’rifat, mahabbah, dan ittihad. Salah satu di antara maqamat itu, yaitu al-hubb atau al-mahabbah, diperkenal-populerkan oleh Rabi’ah al-Adawiyah.

References

Abdul Mun’im Qandil, Rabi’ah al-Ada-wiyah ‘Azra’ al-Basrah al-Batul, diterjemahkan oleh Herry Mahmud dengan judul Figur Wanita sufi; Perjalanan Hidup Rabi’ah al-Adawiyah dan Cintanya Kepada Allah, (Cet. II; Surabaya: Pustaka Progressif, 1995).

Abu Bakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf (Cet. V; Solo: Rama-dhani, 1992).

Abu Bakr Muhammad al-Kalabazi, Al-Ma’ruf li Mazhab Ahl al-Tasawwuf, di-tahqiq dan di-ta’liq oleh Mahmud Amin al-Nawâwî, (Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiyah, 1993).

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihyâ Ulûm al-Dîn, juz IV, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1992).

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran Tasawuf al-Ghazali (Ja-karta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001).

Ahmad Tafsir, “Pengertian Tasawufâ€, da-lam Sukardi (Ed.), Kuliah-kuliah Tasawuf (Bandung: Pustaka Hidayah, 2000).

Alwi Shihab, al-Tasawwuf al-Islami wa Atsaruhu fi al-Tasawwuf al-Indunisiy al-Mu’asir, diterjemahkan oleh Muhammad Nursamad dengan judul Islam Sufistik: “Islam Pertama†dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002).

Amir al-Najjar, al-‘Ilm al-Nafs al-Shufiyah, diterjemahkan oleh Hasan Abrori dengan judul Ilmu Jiwa dalam Tasawuf: Studi Komparatif dengan Ilmu Jiwa Kontemporer (Jakarta: Pustaka Azzam, 2001).

Annemarie Schimmel, Mystical Dimen-sion of Islam, diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono dkk. dengan judul: Dimensi Mistik dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986).

Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994).

Dep. Agama RI., al-Qur’an dan Terje-mahnya (Surabaya: Duta Ilmu, 2005).

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, En-siklopedia Islam, Vol. IV (Cet. III; Ja-karta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1994).

Duriana, Tasawuf di dunia Islam (Jakarta: Hilliana Press, 2007).

H. A. Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme (Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

Hamka, Tasawuf: Perkembangan dan Pemurniannya (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994).

Harun Nasution, et al, Ensiklopedi Islam di Indonesia, (Jakarta: Dirjen Pembi-naan Kelembagaan Agama Islam Dep. Agama RI, 1992/1993).

Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Cet. VIII; Jakarta: Bulan Bintang, 1992).

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 2 (Jakarta: UI-Press, 2008).

Ibrahim Hilal, al-Tasawwuf al-Islami baina al-Din wa al-Falsafah, diterj. oleh Ija Suntana dan Bahruddin Fannani dengan judul Tasawuf antara Agama dan Filsafat: Sebuah Kritik Metodologis (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002).

Ihsan Ilahi Dhahir, al-Mansya wa al-Mashadir, diterjemahkan oleh Fadhli Bahri dengan judul Sejarah Hitam Tasawuf: Latar Belakang Kesesatan Kaum Sufi (Jakarta: Dar al-Falah, 2001).

Kâmil Mustafa al-Syaybî, al-Shilah Bayn al-Tasawwuf wa al-Tasyayyu’, Cet. II; Cairo: Dâr al-Ma’ârif, t.th).

M. Amin Abdullah, Studi Agama: Norma-tivitas atau Historisitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996).

Margareth Smith, “Rabi’a al-Adawiya†dalam H. A. R. Gibb and J. H. Kramers, Shorter Encyclopadia of Islam, (London: Luzac & Co., 1961).

Margareth Smith, Rabi’ah the Mystic and Her Fellow Saints in Islam, diterj. oleh Jamilah Baraja dengan judul: Rabi’ah: Pergulatan Spritual Perempuan, (Surabaya: Risalah Gusti, 1997).

Moh. Saifullah al-Aziz S, Risalah Mema-hami Ilmu Tasawuf (Surabaya: Terbit Terang, t.th.).

Nucholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis ten-tang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemoderenan, (Cet. III; Jakarta: Paramadina, 1995).

Rosihan Anwar & Mukhtar Solihin, Ilmu Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2000).

Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

Tim Penyusun Teksbook Pengantar Ilmu Tasawuf Direktorat Jenderal Pembi-naan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI., Pengantar Ilmu Tasawuf, Jilid I, (Medan: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama-IAIN Sumatera Utara, 1993).

Cyrill Glasse, The Concise Encyclopaedia of Islam, diterjemahkan oleh Ghufron A. Mas’adi dengan judul: Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996).

Downloads

Published

2019-11-05

Issue

Section

Articles