GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA: PERSPEKTIF HEGEMONI DALAM PENDIDIKAN MENURUT ANTONIO GRAMSCI

Authors

  • Sofyan Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Fajrin Baids Universitas Negeri Makassar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.24256/kelola.v10i1.5899

Abstract

Guru memiliki peran strategis sebagai ujung tombak pendidikan di Indonesia, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Narasi pahlawan tanpa tanda jasa sering kali digunakan sebagai alat hegemoni untuk menekan tuntutan kesejahteraan guru. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana narasi pahlawan tanpa tanda jasa digunakan untuk mengonstruksi persepsi masyarakat terhadap profesi guru, serta dampaknya terhadap kesejahteraan dan status sosialnya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan pendekatan bibliografis. Data dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk buku, jurnal, artikel media, dan podcast. Analisis dilakukan menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci, yang menjelaskan bagaimana kelompok dominan memperoleh pengaruh melalui persuasi tanpa paksaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi "pahlawan tanpa tanda jasa" telah menjadi alat legitimasi untuk menormalisasi rendahnya gaji, beban kerja berlebihan, dan diskriminasi terhadap guru, terutama guru honorer. Lagu Hymne Guru dan penggunaan istilah pahlawan dalam berbagai konteks semakin memperkuat doktrin ini. Akibatnya, guru cenderung tidak memiliki ruang untuk memperjuangkan hak-haknya, meskipun kontribusinya terhadap pendidikan sangat besar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hegemoni yang dihasilkan dari narasi tersebut memengaruhi kondisi sosial, ekonomi, dan psikologis guru. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran kolektif di kalangan guru serta kebijakan pemerintah yang lebih adil untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan memutus rantai hegemoni yang merugikan.

Downloads

Published

2024-10-01

Citation Check