Pengikut Sapta Darma di Tengah Pluralitas Terbatas

Authors

  • Jayyidan Falakhi Mawaza UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
  • Rohit Mahatir Manese UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.24256/pal.v5i1.1273

Keywords:

Limited Plurality, Sapta Darma

Abstract

Abstract[English]: 

Indonesia is a country that has a variety of spiritual cultures. The area of Java Island is known to be the place with the most significant number of faith-based organizations. We observe that the Special Region of Yogyakarta is a region that has a very complex religion and belief. One of the organizations that embrace the faith is the Sapta Darma Belief. Followers of these streams of Sapta Darma beliefs often experience exclusion and resistance by the state and society. The state does exclusion through discriminatory policies, while the resistance from the community is carried out by stereotyping and labelling. It happens because the definition of religion itself follows the dominant religion. So, in the end, it can be said that this flow of belief still sees and feels that plurality is only for those who believe in significant religions. This paper will explain the attitude of the followers of the Sapta Darma school of trust in responding to such exclusion and resistance.

Abstrak[Indonesia]: 

Indonesia merupakan negara kaya akan keragaman. Salah satunya adalah keberagaman budaya spiritual. Wilayah pulau jawa diketahui merupakan tempat dengan jumlah organisasi penghayat terbanyak termasuk juga Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang kompleksitas pemeluk agama dan kepercayaan ini juga begitu banyak penulis lihat. Salah satu di antaranya adalah Aliran Kepercayaan Sapta Darma. Tetapi pengikut Aliran-aliran kepercayaan Sapta Darma ini seringkali mengalami ekslusi dan resistensi oleh negara dan masyarakat. Esklusi dilakukan oleh negara melalui kebijakan-kebijakan yang diskriminatif sedangkan resistensi dari masyarakat dilakukan dengan stereotyping dan labeling. Hal ini lahir karena pendefinisan agama itu sendiri mengikuti agama dominan.  Sehingga pada akhirnya bisa dikata aliran kepercayaan ini masih melihat dan merasakan bahwa pluralitas hanya bagi mereka yang berkeyakinan terhadap agama-agama besar. Tulisan ini ingin menjelaskan terkait dengan bagaimana sikap dari para pengikut aliran kepercayaan dalam hal ini pengikut Sapta Darma dalam merespon ekslusi dan resistensi tersebut. 

References

Budi, Asyari, Rahayu Mustaghfiroh, Bagir Zainal Abidin, Suhadi, and Cholil. “Laporan Tahunan Kehidupan Beragama Di Indonesia 2009.†Yogyakarta: Program Studi Agama dan Lintas Budaya Universitas Gadjah Mada, 2009.

Hantoro, Andriawan Bagus, and Abraham Nurcahyo. “Studi Perkembangan Aliran Kebatinan Kerohanian Sapta Darma Di Kabupaten Magetan Tahun 1956-2011.†Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya 4, no. 02 (July 10, 2014): 54–73. https://doi.org/10.25273/ajsp.v4i02.828.

Hasse, Hasse. “Kebijakan Negara Terhadap Agama Lokal ‘Towani Tolotang’ Di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.†Jurnal Studi Pemerintahan 1, no. 1 (August 8, 2010). https://journal.umy.ac.id/index.php/jsp /article /view/183.

Howell, Julia. Muslims, the New Age and Marginal Religions in Indonesia: Changing Meanings Of Religious Pluralism. London: Social Compass, 2005.

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkt/wp-content/uploads/sites/ 6/ 2018/09/SEBARAN-ORGANISASI-TINGKAT-PUSAT-OKok-.pdf

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41886935 (Di akses pada Jumat, 24 April 2020)

https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2017/11/07/13028011/mk-kolom-agama-di-ktp-dan-kk-dapat-ditulis-penghayat-kepercayaan. (Di akses pada Selasa 28 Januari 2019)

Kholiluddin, Tedi. Kuasa Negara Atas Agama: Politik Pengakuan, Diskursus Agama Resmi, Dan Diskriminasi Hak Sipil. Semarang: RaSAIL Media Group, 2009.

Maarif, Syamsul. “Meninjau Ulang Definisi Agama, Agama Dunia, Dan Agama Leluhur.†In Kebebasan, Toleransi Dan Terorisme: Riset Dan Kebijakan Agama Di Indonesia, 13–48. Jakarta: Pusad Paramadina, 2017.

Pawenang, Sri. Wewarah Kerokhanian Sapta Darma. Yogyakarta, n.d.

RIYANSYAH, ARMAN. “Eksklusi Hak-Hak Sipil Dan Konstruksi Identitas Komunitas Penghayat Kepercayaan.†Universitas Indonesia, 2011.

Santoso, Imam Budi. Nasihat Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Divapress, 2010.

Sen, Amartya. Social Exlusion:Concept, Aplication, and Scrunity. Manila: Asian Development Bank, 2000.

Zakiyah, Zakiyah. “PENDIDIKAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA: PEMENUHAN HAK SISWA PENGHAYAT DI SEKOLAH.†Penamas 31, no. 2 (December 29, 2018): 397–418. https://doi.org/10.31330/penamas.v31i2.232.

Downloads

Published

2020-04-26

Citation Check