Strategi Aliran Kebatinan Purwa Ayu Mardi Utama Dalam Mempertahankan Eksistensinya Di Ponorogo, Jawa Timur
DOI:
https://doi.org/10.24256/pal.v5i2.1495Keywords:
Group of believers, Purwa Ayu Mardi Utama, Ponorogo, Sociology of religion.Abstract
Â
Abstract[English]:Â
This study aims to determine the existence of Purwa Ayu Mardi Utama strategy in Kesugihan village, Ponorogo. Researchers used a sociological approach to find out facts in the field related to Purwa Ayu Mardi Utama's group strategies in maintaining their existence in Ponorogo District. The results of this study indicate that Purwa Ayu Mardi Utama is still developing and has the most followers in Ponorogo. Purwa Ayu Mardi Utama also has two strategies to maintain its existence in this modern era; both are by its non-coercive rituals and socialization to the surrounding community in the form of social services. Their habits are carried out by involving young people and youth associations in the villages. PAMU also play a role in teaching Javanese literacy and its preservation. This attitude, the Ponorogo community sympathize with this group.
Abstrak[Indonesia]:Â
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi eksistensi Aliran Kebatinan Purwa Ayu Mardi Utama di desa Kesugihan, Ponorogo. Peneliti menggunakan pendekatan sosiologi untuk dapat mengetahui fakta di lapangan terkait strategi aliran kepercayaan Purwa Ayu Mardi Utama dalam mempertahankan eksistensi mereka di Kabupaten Ponorogo. Hasi penelitian ini menunjukkan bahwasanya Purwa Ayu Mardi Utama hingga saat ini masih berkembang dan memiliki penganut yang terbanyak di Kabupaten Ponorogo. Purwa Ayu Mardi Utama juga memiliki 2 strategi untuk menjaga eksistensinya di era modern ini yaitu dengan ritualnya yang tidak memaksa dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dalam bentuk bakti sosial. Ritual- ritual mereka dijalankan dengan melibatkan generasi muda dan perkumpulan pemuda di desa-desa. PAMU juga berjasa dalam pengajaran baca tulis bahasa Jawa dan pelestariannya. Sikap inilah yang membuat masyarakat Ponorogo menaruh simpati dengan aliran ini.
References
Aryono, Aryono. “Pergulatan Aliran Kepercayaan Dalam Panggung Politik Indonesia, 1950an-2010an: Romo Semono Sastrodihardjo Dan Aliran Kapribaden.†Jurnal Sejarah Citra Lekha 3, no. 1 (2018): 58–68. https://doi.org/10.14710/jscl.v3i1.17855.
Dharmanto. Buku Program Dan AD/ART Kepengurusan MLKI DMD Kabupaten Ponorogo 2015-2020. Ponorogo: Pemerintah Kabupaten Ponorogo, 2019.
Djojopoernomo, R.M. Anggaran Dhasaring Kaweruh Pranataning Prikunan Purwa Ayu Mardi Utama. Cetakan VI. Ponorogo: Purwa Ayu Mardi Utama, 2009.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press, 2016.
Geertz, Clifford. Agama Jawa; Abangan, Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa. Terj. Aswa. Depok: Komunitas Bambu, 2014.
Ghoni, Djunaidi. Metodologi Penelitian Kualitatif. Depok: Ar-Ruzz Media, 2013.
Hamka. Perkembangan Kebatinan Di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang, 1971.
Hasse, J, Bernard Adeney Risakotta, and Zainal Abidin Bagir. “Diskriminasi Negara Terhadap Agama Di Indonesia, Studi Atas Persoalan Posisi Hukum Towani Tolotang Pasca Pengakuan Agama Resmi.†Jurnal Kawistara 1, no. 2 (2011): 180–90. https://doi.org/10.22146/kawistara.3918.
Kurniawan, Frendy. “Seberapa Banyak Jumlah Penghayat Kepercayaan Di Indonesia?†Tirto.Id, n.d. https://tirto.id/seberapa-banyak-jumlah-penghayat-kepercayaan-di-indonesia-cz2y.
Nadlir, Moh. “Ada 187 Kelompok Penghayat Kepercayaan Yang Terdaftar Di Pemerintah.†Https://Nasional.Kompas.Com, 2017.
Pengurus PAMU. Buku Induk Keanggotaan Purwa Ayu Mardi Utama, n.d.
Rasyidi, H.M. Islam Dan Kebatinan. Jakarta: Yayasan Islam Studi Club Indonesia, 1967.
Rofiq, Ahmad Choirul. “Kebijakan Pemerintah Terkait Hak Sipil Penghayat Kepercayaan Dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Penghayat Kepercayan Di Ponorogo.†Kodifikasia 8, no. 1 (2014): 1–22.
Rosadi, Mohamad Imron. “Eksistensi Dan Ajaran Kelompok Penghayat Kaweruh Jawa Dipa Di Tulungagung.†Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial Keagamaan 15, no. 1 (2015): 67–80.
Sofwan, Ridin. Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan (Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa). Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1999.
Yahya, Yuangga Kurnia. “Toleransi Antar Agama Dan Antar Etnis Di Desa Mamahak Teboq Kalimantan Timur.†Palita: Journal of Social-Religion Research 3, no. 2 (2018): 165–80. https://doi.org/10.24256/pal.v3i2.56.