Pernikahan pada Masa Pandemi di Desa Baebunta Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara

Authors

  • Muhammad Ashabul Kahfi Institut Agama Islam Negeri Palopo, Indonesia
  • Nur Anisa Sucaga Institut Agama Islam Negeri Palopo, Indonesia
  • Fitriani Jamaluddin Institut Agama Islam Negeri Palopo, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.24256/pal.v6i2.2381

Keywords:

Covid-19, Tradition, Marriage.

Abstract

Abstract[English]:

This study aims to determine the marriage process carried out during the pandemic and to find out the public's view of the wedding tradition carried out during the pandemic. This research is qualitative research located in Baebunta Village, Baebunta District, North Luwu Regency. Data was collected through interviews, observation and documentation. Data analysis is carried out by giving meaning to the data that has been collected, and from that meaning conclusions are drawn. The results showed that the marriage process during the pandemic underwent a change where there were several traditions that were no longer carried out due to a health protocol policy that must be implemented in the ongoing marriage process. This change in the wedding process makes people have a positive view because it makes wedding costs cheaper, the event is simpler, and the use of time is shorter.

Abstrak[Indonesia]:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pernikahan yang dilaksanakan pada masa pandemi dan untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap tradisi pernikahan yang dilaksanakan pada masa pandemi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berlokasi di Desa Baebunta, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pernikahan di masa pandemi mengalami perubahan dimana ada beberapa tradisi yang tidak lagi dilaksanakan dikarenakan adanya kebijakan protokol kesehatan yang wajib dilaksanakan dalam proses pernikahan yang berlangsung. Perubahan pada proses pernikahan ini membuat masyarakat berpandangan positif dikarenakan membuat biaya pernikahan lebih murah, acara yang lebih sederhana, dan penggunaan waktu yang lebih singkat.

References

Arafah, Sitti. “Pernikahan ‘Bersahaja’ Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Masyarakat Bugis Kota Palopo.†MIMIKRI: Jurnal Agama Dan Kebudayaan 6, no. 2 (2020): 171–88.

Cucinotta, Domenico, and Maurizio Vanelli. “WHO Declares COVID-19 a Pandemic.†Acta Biomedica 91, no. 1 (2020): 157–60. https://doi.org/10.23750/abm.v91i1.9397.

Ghazaly, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana, 2010.

Meyrasyawati, Dewi. “Fesyen Dan Identitas: Simbolisasi Budaya Dan Agama Dalam Busana Pengantin Jawa Muslim Di Surabaya.†Makara Human Behavior Studies in Asia 17, no. 2 (2013): 99. https://doi.org/10.7454/mssh.v17i2.2955.

Permatasari, Desi. “Kebijakan Covid-19 Dari PSBB Hingga PPKM Empat Level.†Kompas, 2021. https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik /kronologi/kebijakan-covid-19-dari-psbb-hingga-ppkm-empat-level.

Pratama, Bayu Ady, and Novita Wahyuningsih. “Pernikahan Adat Jawa Di Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.†Haluan Sastra Budaya 2, no. 1 (2018): 19. https://doi.org/10.20961/hsb.v2i1.19604.

Rifa’i, Moh. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra, 1978.

Ritzer, George. Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003.

Ritzer, George, and Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi. Edited by Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Watkins, John. “Preventing a Covid-19 Pandemic.†The BMJ 368, no. February (2020): 1–2. https://doi.org/10.1136/bmj.m810.

Downloads

Published

2021-10-23

Citation Check